Indonesia pertamakali
meluncurkan satelit Palapa A1, yang merupakan satelit telekomunikasi
geostationer. Satelit ini diluncurkan dari Kennedy Space Center, Amerika
Serikat. secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan luas yang terpisahkan
oleh lautan-lautan sehingga sulit jika dihubungkan menggunakan kabel, oleh
karena itu lah satelit merupakan teknologi paling tepat untuk negara Indonesia.
Sejarah perkembangan
teknologi satelit di Indonesia, sudah terdapat 18 satelit yang pernah
diluncurkan, walaupun dengan pengelola yang berbeda-beda.
Kemajuan dari teknologi
komunikasi dan infromatika, seperti satelit, merupakan sebuah hal krusial bagi
kemajuan negara kita. Oleh karena itu perkembangan teknologi komunikasi dan
informatika seperti perkembangan satelit merupakan suatu hal yang penting
Gagalnya Satelit Telkom-3
mencapai orbit saat peluncuran, Senin 6 Agustus 2012. yang memiliki kapasitas
transponder 32 C-band dan 10 Ku-band rencananya diluncurkan akhir
tahun 2011 namun sempat tertunda karena beberapa hal. Satelit ini memang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan bandwidth transponder satelit yang semakin
meningkat dan tidak dapat dipenuhi oleh Satelit Telkom-1 dan Telkom- 2.
Satelit Telkom ini merupakan
bagian dari satelit komunikasi, orbit bumi yang rendah yakni satelit buatan
yang ditempatkan di angkasa dengan tujuan telekomunikasi. Satelit komunikasi
modern menggunakan orbit geosynchronous, berguna untuk layanan penyiaran,
telekomunikasi jarak jauh bidang perminyakan, pertambangan, dan rural area yang
tidak dapat dijangkau oleh jaringan kabel.
Indonesia sendiri mempunyai
satelit komunikasi yang saat ini masih aktif mengorbit, baik yang dikelola oleh
pemerintah maupun swasta, antara lain:
Satelit Palapa
Palapa ialah nama bagi
sejumlah satelit telekomunikasi geostasioner Indonesia. Nama ini diambil dari
"Sumpah Palapa", yang pernah dicetuskan oleh Patih Gajah
Mada dari Majapahit pada tahun 1334.
Satelit pertama diluncurkan
pada tanggal 8 Juli 1976 oleh roket Amerika Serikat dan dilepas di atas
Samudera Hindia pada 83° BT. Satelit pertama dari 2 satelit itu bertipe HS-333
dan bermassa 574 kg.
Kemudian 4 satelit dari seri
kedua dibuat, yang kesemuanya dari tipe Hughes HS-376.
v Palapa A1
Palapa
A1 8 Juli 1976 Juni 1985 83° BT Perumtel Delta-2914 Hughes (HS-333)
Diluncurkan dari Kennedy Space Center, Tanjung Canaveral, AS.
v Palapa A2
Palapa
A2 10 Maret 1977 Januari 1988 77° BT Perumtel Delta-2914 Hughes (HS-333)
v Palapa B1
Palapa
B1 18 Juni 1983 - 1990 108° BT Perumtel Challenger F2(STS-7) Hughes (HS-
376)
v Palapa B2
Palapa
B2 3 Februari 19848:00 EST Gagal Perumtel Challenger F4(STS-41-B) Hughes
(HS-376) dilepas dari wahana pada 16:00 EST, gagal dan dijemput oleh
STS-51A pada November 1984
Ketika
peluncuran Palapa B2 gagal, satelit ke-3 diatur. Awalnya bernama Palapa B3 dan
dijadwalkan untuk STS-61-H, akhirnya diluncurkan sebagai Palapa B2P.Sementara
itu Palapa B2 diperbaiki kembali oleh STS-51-A, diperbaharui dan diluncurkan
lagi sebagai Palapa B2R.Palapa B2P 21 Maret 1987 Februari 1996 113° BT
Perumtel Satelindo Delta 6925 Hughes (HS-376) Beralih kepemilikan ke Satelindo
pada 1993 dan diganti Palapa C1 Merupakan Palapa B2 yang diperbaiki oleh
Sattel Technologies,
v Palapa C1
Palapa
C1 31 Januari 1996 1999 113° BT Satelindo Atlas-2AS Hughes (HS-601) Diluncurkan
dari Kennedy Space Center LC-36B. Gagal beroperasi sehingga pada Januari
1999 beralih kepemilikan ke Hughes dan berganti nama menjadi HGS3. Desember
2000 disewa Kalitel dari AS di 50º BT dan menjadi Anatolia 1, Agustus 2002
disewa Pakistan di 38ºBT menjadi Paksat
v Palapa C2
Satelit
Palapa C2 adalah satelit komunikasi kedua dalam generasi Palapa C yang dimiliki
dan dioperasikan oleh PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo). Palapa C2
diproduksi oleh Hughes (Amerika Serikat, AS) dan diluncurkan pada tanggal 15
Mei 1996 di Kourou, Guyana Perancis (Ko ELA-2), menggunakan roket Ariane-44L
H10-3. Satelit ini beroperasi pada Orbit Geo Stasioner slot 150º BT di
ketinggian 36.000 km di atas permukaan bumi. Palapa C2 mempunyai 30 transponder
C-Band dan 6 Ku-Band yang melingkupi wilayah ASEAN, Iran, Vlodivostok,
Australia, dan New Zealand. Operasional satelit ini berpindah tangan ke PT.
Indosat Tbk. akibat penggabungan Satelindo dengan Indosat dan diperkiraan
beroperasi selama 15 tahun sejak peluncuran.
Palapa
C2 15 Mei 1996 2011[7] 113° BT SatelindoIndosat Ariane-44L H10-3 Hughes
(HS-601) Diluncurkan dari Kourou, Guyana Perancis Orbit akan dipindahkan ke
105,5° BT karena 113° BT akan ditempati Palapa D.
v Satelit Palapa D
Palapa
D dipesan pada tanggal 29 Juni 2007 oleh perusahaan Indonesia PT Indosat
Tbk, kepada Thales Alenia Space. Itu adalah Spacebus 4000B3 yang akan dibuat di
Pusat Luar Angkasa Cannes Mandelieu.
Satelit
Palapa D (kode internasional = 2009-046A) adalah satelit komunikasi Indonesia
yang dimiliki dan dioperasikan oleh PT. Indosat Tbk dan diluncurkan pada
tanggal 31 Agustus 2009 di Xichang Satellite Launch Center (XSLC) menggunakan
roket Long March (Chang Zheng) 3B. Satelit ini dibuat oleh Thales Alenia Space,
Perancis, dan dimaksudkan sebagai pengganti satelit Palapa C2 pada Orbit Geo
Stasioner slot 113º BT yang akan selesai masa operasionalnya pada tahun 2011.
Satelit ini mempunyai kapasitas transponder 24 standard C-band, 11 extended
C-Band dan 5 Ku-band yang melingkupi wilayah Indonesia, ASEAN countries, Asian
countries, Middle East dan Australia.
Palapa
D diperkirakan akan mengudara selama 10 tahun, namun kemungkinan akan kurang
dari itu dikarenakan terdapat sedikit masalah saat mengorbit
Palapa
D 31 Agustus 2009 16:28 WIB 2024 113° BT Indosat Long March 3B Thales Alenia
Space (Spacebus-4000B3) Diluncurkan dari Xichang Satellite Launch Center
(XSLC), Cina. Menggeser orbit Palapa C2 dari 113° BT ke 105,5° BT. Palapa B4 14
Mei 19927:40 WIB 2005[3] 118° BT Telkom Delta II-7925 Hughes (HS-376)
Diluncurkan dari Kennedy Space Center.
Satelit
TV chanel Indonesia
v Satelit Cakrawarta 1
Satelit
Cakrawarta 1 atau yang dikenal dengan nama Indostar 1 diluncurkan 12 November
1997 di Guiana, Perancis dan diperkirakan akan mengudara selama 12 tahun.
Satelit yang dioperasikan oleh PT. Citra Sari Makmur (CSM) ini mengorbit di
posisi 108 BT dan memiliki 5 buah transponder S-Band yang digunakan untuk
melayani TV Broadcasting di Indonesia.
v Satelit Telkom 1
Satelit
Telkom 1 (kode internasional = 1999-042A) adalah satelit komunikasi Indonesia
yang dimiliki dan dioperasikan oleh PT. Telkom Indonesia dan diluncurkan pada
tanggal 12 Agustus 1999 di Guiana Perancis menggunakan roket Ariana 44P.
Satelit ini mengudara di posisi 108 BT dan mempunyai kapasitas transponder 24
C-band dan 12 Extended C-Band yang melingkupi wilayah Indonesia dan ASEAN .
Satelit yang dibuat oleh Lockhead Martin diperkirakan selesai masa
operasionalnya pada tahun 2014.
v Satelit Telkom 2
Telkom-2
adalah satelit yang diluncurkan Telkom ke angkasa untuk menggantikan satelit
Palapa B4. Satelit ini dibawa ke angkasa dengan menggunakan roket Ariane 5 dari
Kourou di Guyana Perancis pada tanggal 16 November 2005. Telkom-2 memiliki umur
operasi selama 15 tahun dan bernilai sekitar 170 juta dolar AS. Sekitar 70
persen kapasitas transponder Telkom-2 akan disewakan kepada pihak luar. Dari 30
persen kapasitas yang akan digunakan sendiri oleh Telkom, satelit buatan
Orbital Sciences Corporation ini diharapkan akan mendukung sistem komunikasi
transmisi backbone yang meliputi layanan telekomunikasi sambungan langsung
jarak jauh (SLJJ), sambungan langsung internasional (SLI), internet, dan
jaringan komunikasi untuk kepentingan militer. Satelit ini akan beredar di orbit
118° BT dengan kapasitas 24 transponder C-band dan berbobot 1.975 kg. Daya
jangkaunya mencapai seluruh ASEAN dan India.
Satelit
hampir selalu kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh,
Antena-antena yang berada dirumah-rumah yang digunakan untuk menerima siaran
televisi satelit. Selain signal televisi, satelit juga membawa data dalam
jumlah besar dan arus dari telepon yang kita gunakan sehari-hari. satu fungsi
paling krusial dari internet adalah satelit broadband, yang menyediakan jasa internet
melalui satelit. Penggunaan satelit ini cenderung memberikan keuntungan bagi
berbagai pihak selain memiliki harga yang lebih terjangkau, instalasi teknologi
satelit cenderung lebih efektif.
Pada
awalnya teknologi satelit ini merupakan hasil dari sebuah science-fiction
karangan Arthur C. Clarke pada tahun 1945. Perang dunia kedua merangsang untuk
timbul nya dua teknologi penting yaitu rudal dan gelombang mikro. Para ahli
akhirnya menggabungan dua teknologi ini dan menghasilkan teknologi satelit.
Servis yang ditawarkan oleh satelit mengkomplimen servis yang tadinya hanya di
sediakan secara ekslusif oleh jaringan terrestrial kabel dan radio
(Maral&Bousqet;2009). Teknologi satelit yang pada awalnya merupakan
karangan kini telah timbul menjadi sebuah teknologi canggih yang menjadi salah
satu tulang punggung dalam teknologi komunikasi. Yang membuat teknologi satelit
menjadi sebuah teknologi yang menarik adalah karena kemampuanya untuk
menjangkau jarak dan kapasitas yang lebih luas dengan biyaya semurah mungkin.
Permasalaahan
yang dihadapi oleh Indonesia dewasa ini adalah pembangunan dari infrastruktur
informasi dan telekomunikasi yang tidak merata. Sehingga komunikasi tidak dapat
berjalan dengan lancar. Teknologi satelit geostationer yang dimiliki Indonesia,
seperti satelit palapa, dewasa ini sudah tidak lagi sebanding dengan kebutuhan
dari pada masyarakat Oleh karena itu perlu dipikirkan
bagaimana agar teknologi satelit geostasioner Indonesia dapat berkembang dan
memenuhi demand dari pasar Indonesia itu sendiri.
v Satelit chanel TV
Terbaru 2013
Bagi
anda pengguna parabola, atau menggunakan satelit untuk menerima siaran
TV/channel anda, berikut adalah frekuensi satelit untuk channel Global TV:
Posting Komentar