Home » » PENGUKURAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO

PENGUKURAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO

Written By Unknown on Rabu, 17 Juni 2015 | 21.49

PENGUKURAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO

https://readtiger.com/img/wkp/en/SpectrumAnalyzerDisplay.png

 Kanal siaran Radio MW
                         Kanal 1 , Frek. 531 kHz
       Spasi frekuensi per kanal 9 kHz.
       Kanal tertinggi: Kanal 120, Frek. 1602 kHz
       Jumlah angka frek selalu 9, bila bukan sembilan salah.
Kanal siaran Radio FM
       Kanal 1, Frek. 87.6 MHz.
       Spasi frekuensi perkanal 100 kHz.
       Kanal tertinggi, kanal 203, Frek 107.8 MHz.
       Spasi frekuensi wilayah siaran yang sama:
       Di Jawa =
       Luar Jawa =
Kanal siaran Televisi
       KM 74 TAHUN 2003
       Band IV dan Band V
       Kanal terendah kanal 22, frek. 478 MHz – 486 MHz
       Kanal tertinggi kanal 62, frek.798 MHz – 806 MHz.
Pengukuran Daya
         Langsung
       Power Meter pada Dummy Load
       Daya output yang kecil
       Mengkonversi daya panas yang diserap oleh air ke daya listrik.
         Tidak Langsung
       Menggunakan DC (Directional Coupler)
       Daya output yang dikeluarkan DC kecil, cukup aman bagi alat ukur cukup dengan miliwatt
       Kemajuan Teknologi dengan spectrum analyzer
Directional Coupler

 

Po tx   (dBm)   =  Pspl  (dBm) + A dc (dB)

Po tx   =  Power output pemancar  (dBm)
Pspl    =  Power sampel (dBm) (power yg ditunjukkan alat ukur)
Adc     =  Attenuasi directional coupler

Perhitungan daya dgn DC
         Contoh : 
        Adc    =   67 dB         
        Pspl = - 15 dBm
         Potx  =  -15 dBm + 67 dB   = 52 dBm  =  158 Watt
Pengukuran Field Strength
         Pengukuran FS Pemancar Radio AM MW dan  AM SW
       Frekuensi dibawah 30 Mhz
       Direkomendasikan untuk menggunakan antenna vertical atau loop antenna.
       Tinggi antena kira-kira 1 sd 1.5 meter
         Pengukuran FS Pemancar Radio FM dan Pemancar TV
       Frekuensi antara 30 Mhz dan 1 GHz
       Polarisasi antena receiver harus sama dengan polarisasi antena pemancar yang diukur.
       Jenis antena biasanya hal-wave dipole
       Arah beam antena FS Meter ke lokasi Tx
       Ketinggian antena direkomendasikan 10 meter diatas tanah, Bila kurang 10 m, hasil ukur + nilai konversi
         Di setiap test poin dilakukan pengukuran tambahan di beberapa titik sebagai berikut:
       lima langkah ke depan,
       lima langkah ke belakang, 
       lima langkah ke samping kiri dan
       lima langkah ke samping kanan.
       Buat Rata2 dari hasil pengukuran tsb
         Syarat lokasi pengukuran:
       Ruangan terbuka
       Hindari kemungkinan adanya refleksi
       Hindari bangunan dengan atap logam/ seng
       Hindari obstacle menara besi
       Jauh dari kabel tegangan tinggi
       Jauh dari bundel kabel telepon
       Seminimal mungkin noise akibat busi kendaraan, mesin2 listrik

Pengukuran Bandwidth
         Berdasarkan REC. ITU-R SM.443-4.                      (2007)
         Metoda-metoda  pengukuran bandwidth direkomendasikan:
       Pengukuran langsung dengan metoda “ ß%”  yang dispesifikasikan pada Annex 1, digunakan pada stasiun monitoring ketika mengukur occupied bandwidth.
       Pengukuran dengan metoda “x dB”  yang dispesikifikasikan pada Annex 2 digunakan untuk mengukur x dB bandwidth.
       Bandwidth yang digunakan dapat di perhitungkan (estimation) dari x dB bandwidth dengan menggunakan prosedure yang diterangkan pada Annex 3, ketika kondisi untuk  pengukuran occupied bandwidth  yang presisi tidak dipenuhi, atau tidak tersedianya peralatan untuk pengukuran dengan metode   ß %.
METODE PENGUKURAN “OCCUPIED BANDWIDTH
         METODE PENGUKURAN “OCCUPIED BANDWIDTH” dengan METODE  “ ß%”
         Kondisi Umum yang dibutuhkan untuk pengukuran bandwidth.
                               Kurva “Line of Sight” dengan zona  Fresnel antara pemancar dengan antena penerima harus  diamankan  untuk menjamin  berbedaan  sumber emisi.
                               Antena directional dengan direktivity yang tinggi dan “front-back ratio” yang tinggi, digunakan untuk meminimalkan pengaruh  fading akibat penerimaan ganda (multipath).
                               Spektrum analiser yang baik atau digital monitoring receiver dapat digunakan

         METODE PENGUKURAN “OCCUPIED BANDWIDTH” dengan METODE  “ ß%”
         Kondisi Umum yang dibutuhkan untuk pengukuran bandwidth.
       Kurva “Line of Sight” dengan zona  Fresnel antara pemancar dengan antena penerima harus  diamankan  untuk menjamin  berbedaan  sumber emisi.
       Antena directional dengan direktivity yang tinggi dan “front-back ratio” yang tinggi, digunakan untuk meminimalkan pengaruh  fading akibat penerimaan ganda (multipath).
       Spektrum analiser yang baik atau digital monitoring receiver dapat digunakan.
“PENDUDUKAN BANDWIDTH” 


MENGGUNAKAN METODE “X dB”
         metode “ß %” tidak dapat digunakan untuk pengukuran “pendudukan Bandiwidth” secara langsung pada situasi berikut,
       Interferensi dalam pita frekuensi pada level yang lebih tinggi dari pada level dari sinyal yang diinginkan.
       Tidak tersedia Alat Ukur untuk pengukuran dengan metode “ß %”
“PENDUDUKAN BANDWIDTH”  MENGGUNAKAN METODE “X dB”
Secara umum, terdapat dua perbedaan pendekatan untuk memperbandingkan pengukuran bandwidth dengan bandwidth yang diperlukan atau yang diduduki sebagai berikut :
       Selalu mengukur dengan – 26 dB bandwidth dan gunakan faktor konversi
Mengukur sinyal pada nilai yang spesifik dari “x dB” yang berbeda untuk setiap kelas emisi
faktor konversi
“x dB” untuk setiap kelas emisi.
Pengukuran Frekuensi Deviasi
         Frekuensi deviasi adalah besarnya simpangan frekuensi carrier oleh amplitude sinyal modulasi pada sistem modulasi FM.
         Frekuensi deviasi tidak dikenal di sistem modulasi AM.
         Besar kecilnya frekuensi deviasi dipengaruhi oleh besar kecilnya amplitudo dari sinyal modulasi.
         Standard maksimum frekuensi deviasi pada Pemancar FM adalah 75 KHz .
         Standard maksimum frekuensi deviasi pada Pemancar Audio TV adalah 50 KHz
Penghitungan ERP
         ERP atau Effective Radiated Power adalah daya pancar yang dikeluarkan oleh antenna.
         Misalnya
       daya output pemancar = 2 KW, dan
       gain antenna = 40 kali
       maka ERP = 2KW x 40 = 80 KW
Pengukuran Spurious Radiasi
         Batas Spurious radiasi yang diperbolehkan berdasarkan Rec. ITU-R SM. 329-10 adalah sebagai berikut :
       Radio siaran AM MW dan AM SW  adalah  :
         50 dBc dan level absolut power rms adalah <50 mW
       Radio Siaran FM adalah :
         46 + 10 log P   atau 70 dBc  dipilih mana yang lebih rendah, dan level absolut power rms adalah <1 mW
       TV Siaran VHF adalah :
         46 + 10 log P   atau 60 dBc  dipilih mana yang lebih rendah, dan level absolut power rms adalah <1 mW
       TV Siaran UHF adalah :
         46 + 10 log P   atau 60 dBc  dipilih mana yang lebih rendah, dan level absolut power rms adalah <12 mW
         dBc= decibels relative
         P        = mean power (W) at the antenna transmission line, in accordance with RR No. 1.158. When burst transmission is used, the mean power P and the mean power of any spurious domain emissions are measured using power averaging over the burst duration.









Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. BALMON KELAS II BATAM - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger